Penggergajian Kayu

Penggergajian kayu adalah proses mengubah kayu bulat (log, gelondong) menjadi kayu persegi (kayu gergajian) melalui cara-cara tertentu sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pada saat ini penggergajian kayu umumnya sudah dilakukan dengan mesin-mesin yag modern dan tidak membutuhkan tenaga kerja banyak. Bahkan produksinyapun sudah banyak ragam dengan kualitas produk yang tinggi.

Untuk mendapatkan produk yang beraneka ragam dan kualitas yang memadai maka industri penggergajian harus memperhatikan:

1. jenis dan persediaan (potensi) bahan baku kayu

2. ukuran dan kualitas bahan baku yang ada dan diinginkan

3. digergaji dengan pedoman yang benar

4. menggunakan tenaga kerja dan peralatan atau mesin-mesin yang memadai

5. usaha dikelola dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan pasar (Brown and Bether, 1958; Kasmudjo 1982)

Dengan demikian industri penggergajian kayu sebagai upaya pengelolaan awal kayu dan hanya menghasilkan produk setengah jadi berupa kayu persegi (gergajian) masih perlu didaya gunakan ke arah Industri Penggergajian Kayu Terpadu untuk menghasilkan aneka produk barang jadi.

Penguasaan teknik menggergaji kayu yang benar, bentuk-bentuk dan fungsi masing-masing jenis gergaji yang digunakan, urutkan dan cara kerja proses serta syarat-syarat untuk mencapai produksi kayu gergajian dengan rendemen dan kualitas yang memadai harus dikuasai.

Adapun tujuan yang diinginkan dalam melakukan penggergajian kayu bulat dan kemudian diperoleh kayu persegi (kayu gergajian) adalah:

1. Untuk meningkatkan nilai kayu (dalam Rp/m3 nya)

2. Untuk mengurangi ongkos angkutan (dalam % terhadap nilai kayu)

3. Untuk menambah lapangan kerja

4. Untuk dapat menyediakan kayu kepada konsumen dengan cepat dan memenuhi selera (siap pakai)

5. Untuk meningkatkan pemanfaatan kayu, maksudnya untuk menuju industri penggergajian kayu terpadu, yaitu dari hasil kayu dan limbahnya masih dimungkinkan untuk diolah menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Dengan industri penggergajian kayu terpadu diperoleh keanekaragaman produk dan rendemen yang lebih banyak (Brown and Bethel, 1958; Kasmudjo 2001, 2007).

1. Pemilihan Lokasi

Penggergajian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu badan usaha/perusahaan. Dengan demikian maka disamping untuk memenuhi tujuan penggergajian di muka, maka penggergajian sebagai suatu usaha juga memperhitungkan segi untung rugi.

Oleh karena itu sejak akan mendirikan perusahaan sampai operasionalnya harus dipersiapkan masak-masak dalam menentukan pilihan lokasinya.

2. Tipe Penggergajian

Tipe penggergajian diperkenalkan atas perbedaan dan macam-macam gergaji yang digunakan dalam penggergajian kayu bulat. Didalam tipe penggergajian, suatu gergaji dapat digolongkan di atas 2 macam yaitu:

1. Menurut bentuknya dan

2. Menurut fungsinya

3. Cara Penggergajian

Uraian cara penggergajian erat sekali dengan uraian tentang TPK, bentuk dan fungsi gergaji. Cara penggergajian terdiri atas teknik dan urutan proses menggergaji kayu.

4. Produksi dan Rendemen

Sesuai dengan definisi penggergajian yaitu untuk menghasilkan kayu gergajian (kayu persegi). Pada industri penggergajian yang terpadu, produk berupa kayu gergajian hanya merupakan sebagian saja dan jenis produk yang lain masih dapat diperoleh, misalnya berupa pengerjaan lebih lanjut dari kayu gergajian tersebut atau bahkan sampai pada produk lain yang didapat dari pemanfaatan limbah kayunya.

Dengan demikian maka penggergajian kayu terpadu akan lebih banyak memberikan keragaman jenis produksi yang dihasilkan sekaligus tentu memberikan juga rendemen yang lebih besar. Jenis-jenis produksi yang dihasilkan pada industri penggergajian terpadu antara lain:

a. Produk utama:
– Kayu gergajian/kayu persegi

b. Produk lain (lanjutan):
– Kosen-kosen dan daun pintu, jendela
– Mebel air dan ukiran
– Macam-macam panel dan moulding
– Macam-macam parket dan lain-lain

c. Produk dari limbah (sisa, afval):
– Macam-macam parket ukuran kecil
– Macam-macam komponen mebelair dan kerajinan
– Papan-papan tiruan antara lain: particleboard, blockboard, fiberboard
– Arang briket, obat nyamuk dan lain-lain.

Mengenai produk kayu gergajiannya telah ditentukan standar ukurannya dalam perdagangan dan tidak seenaknya orang membuat ukuran kayu gergajian tersebut.

Pada beberapa jenis kayu Kalimantan sering hasil/produksi kayu gergajian tersebut dilakukan pengawetan dulu sebelum dipasarkan. Hal ini disebabkan karena jenis kayu tersebut kurang awet, yaitu mudah terserang cendawan biru (blue stain).

Disamping itu kayu gergajian yang dihasilkan sebaiknya juga dilakukan pengeringan lebih dahulu baik secara alami maupun dengan kiln (tanur pengering). Pengeringan yang kemudian dilanjutkan dengan pengawetan akan menghasilkan kualitas kayu yang sangat meningkat.

Mengenai produksi (m3) dan rendemen kayu (%) kayu gergajian yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

1. Bahan baku:
– Cacat-cacat kayu yang ada
– Kecermatan pengujian kayu waktu masih berupa log
– Bentuk kayu/log
– Ukuran kayu (diameter, panjang)

2. Prosesing:
– Pembelahan digergaji utama
– Keahlian operator proses
– Kemungkinan dihasilkan macam-macam produk

3. Jenis dan Kondisi Mesin:
– Tipe mesin gergaji
– Ketajaman gergaji dan peralatan lainnya
– dan lain-lain

Dengan demikian maka produksi dan rendemen kayu gergajian maupun produk-produk lainnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas. Rendemen pada industri penggergaian dapat bervariasi misalnya:

– Pada industri penggergajian sederhana (tangan): dibawah 40%

– Pada industri penggergajian mesin biasa: 40-50%

– Pada industri penggergajian mesin biasa: diatas 50%

– Pada industri penggergajian integrated: diatas 60% (Anonim 1976, 1987b; Kasmudji 2001b, 2008a)

Pustaka

Anonim. 1976 Vademecum Kehutanan Indonesia. Ditjen Kehutanan Dpetan. Jakarta

. 1987b. Standard Kehutanan Indonesia. Ditjen. Pengusahaan Hutan-Dept. Kehutanan. Jakarta

. 2000b. Pengembangan Pengolahan Hasil Hutan. Kerjasama Fakultas Kehutanan UGM dengan Dirjen PHP Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI. Jakarta.

Brown. N.C. dan J.S. Bethel. 1958. Lumber.2 nd Ed. John Wiley Sons, Inc.New York-London-Sydney.

Haygreen J.G. dan J.L. Bowyer. 1989. Forest Product and Wood Science (Diterjemahkan dengan Hasil Hutan dan Ilmu Kayu). Penerbit Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.

Kasmudjo. 1982a. Pengantar Industri Penggergajian. Yayasan Pembina Fak. Kehutanan UGM. Yogyakarta

. 2001b. Pengantar Teknologi Hasil Hutan. Bag II. Penggergajuan Kayu. Bag. Penerbitan Fak. Kehutanan UGM. Yogyakarta.

. 2007b. Buku Ajar Pengolahan Hasil Hutan Kayu. Fak. Kehutanan UGM. Yogyakarta.

. 2007c. Diktat Pengolahan Kayu untuk PMK. Pusdiklat SDM Perum Perhutani. Madiun.

. 2008a. Buku ajar. Teknologi Pengolahan Mebel dan Kerajinan. Fak. Kehutanan UGM. Yogyakarta.

. 2010. Teknik Jitu Memilih Kayu untuk Aneka Penggunaan. Penerbit Cakrawala Media Yogyakarta.

Sumber:

Judul Buku: Teknologi Hasil Hutan Suatu Pengantar

Penyusun: Kasmudjo

Penerbit: Cakrawala Media

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Butuh Bantuan? Klik Disini