Industri air mineral yang mengandalkan sumber mata air alami, seperti mata air pegunungan atau akuifer bawah tanah berada pada persimpangan yang menuntut keseimbangan antara pemanfaatan komersial dan pelestarian alam. Sustainability (keberlanjutan) menjadi sangat krusial karena ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas sumber air itu sendiri dapat menentukan masa depan industri ini.
Kenapa sumber mata air menjadi aset strategis industri air mineral?
Sumber mata air yang berkualitas tinggi adalah modal utama bagi industri air mineral. Tanpa sumber yang murni, stabil, dan terlindungi, produk air mineral tidak hanya kehilangan karakteristiknya (misalnya kemurnian, mineral alami) tetapi juga dilihat secara negatif oleh konsumen yang makin sadar lingkungan.
Misalnya, penelitian mencatat bahwa pengambilan mata air secara berlebihan atau tanpa memperhatikan aliran minimum lingkungan bisa membahayakan ekosistem di sekitarnya dan mengganggu daya dukung jangka panjang.
Begitu pula, industri air minum dalam kemasan (bottled water) di Inggris menekankan bahwa “sustainable water sourcing” adalah fondasi untuk menjaga kualitas dan reputasi produk.
Karena itu, bagi perusahaan air mineral, menjaga kelestarian mata air bukan hanya soal etika lingkungan, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang.
Risiko apabila sustainability diabaikan
Beberapa risiko penting yang muncul ketika sumber mata air tidak dikelola secara berkelanjutan antara lain:
- Penurunan kuantitas — Jika pengambilan melebihi kapasitas regenerasi air (recharge) di akuifer atau mata air, maka volume air makin menipis. Studi di Polandia menunjukkan bahwa sumber mata air yang tampak melimpah pun bisa dipakai secara berkelanjutan jika dihitung batas ekstraksinya dengan metode tertentu.
- Penurunan kualitas — Sumber yang tidak terlindungi dapat terkontaminasi oleh kegiatan industri, pertanian, atau limpasan permukaan, sehingga meningkatkan biaya pengolahan atau bahkan menghentikan operasi.
- Kerusakan reputasi — Konsumen semakin peduli terhadap keberlanjutan, sehingga merek yang gagal menunjukkan komitmen bisa kehilangan kepercayaan pasar.
- Regulasi dan izin — Banyak negara dan kawasan menerapkan izin ekstraksi dan pengaturan lingkungan yang ketat guna melindungi mata air dan emosional publik. Kegagalan mematuhi dapat menyebabkan sanksi atau kehilangan izin.
Praktik-praktik sustainability yang bisa diadopsi
Untuk memastikan keberlangsungan sumber mata air, berikut beberapa praktik yang makin banyak diadopsi oleh industri air mineral:
- Ekstraksi yang terukur dan berdasarkan ilmiah: Sebuah kajian menggunakan metode “Threshold Level Method (TLM)” untuk menetapkan batas aman ekstraksi dari mata air agar tetap mempertahankan aliran dasar lingkungan.
- Perlindungan daerah resapan dan catchment area: Menjaga vegetasi, mencegah deforestasi atau kontaminasi di sekitar mata air guna menjaga kualitas dan kuantitas aliran. Sebagai contoh, asosiasi industri air mineral Eropa menekankan pentingnya biodiversitas dan ekosistem sehat untuk masa depan sektor ini.
- Efisiensi dan pengurangan penggunaan air proses: Produsen yang baik tidak hanya mengambil air untuk produk akhir, tetapi juga memperhatikan konsumsi air dalam proses produksi. Sebagai contoh perusahaan Finlandia menunjukkan konsumsi air rata-rata <1,4 liter per liter produk jadi.
- Inovasi pengemasan dan energi: Mengurangi jejak karbon dengan kemasan ringan, bahan daur ulang, penggunaan energi terbarukan di fasilitas produksi.
- Program pemantauan dan akuntabilitas: Sertifikasi seperti Alliance for Water Stewardship (AWS) sudah diterapkan oleh beberapa produsen untuk menetapkan standar tata kelola air yang baik.
Mengapa ini penting bagi industri air mineral di Indonesia
Di Indonesia, potensi sumber mata air sangat besar — dari pegunungan, hutan, hingga akuifer bawah tanah. Namun, tantangannya juga nyata: perubahan iklim, meningkatnya tekanan dari aktivitas pertanian/industri, pertumbuhan penduduk, serta tekanan konsumen yang makin peduli lingkungan.
Dengan mengadopsi praktik keberlanjutan pada sumber mata air, perusahaan air mineral di Indonesia bisa memperoleh:
- Keunggulan kompetitif: Merek yang mampu menunjukkan bahwa produknya berasal dari sumber yang dilindungi dan diekstraksi secara bertanggung-jawab akan lebih disukai konsumen modern.
- Risiko yang diminimalkan: Dengan menjaga keberlanjutan sumber, risiko gangguan pasokan atau kualitas dapat dikurangi.
- Kepatuhan terhadap regulasi dan reputasi baik: Masyarakat dan pemangku kepentingan makin menuntut transparansi dan nilai lingkungan.
- Kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan: Perusahaan dapat bersinergi dengan konsep ekonomi sirkular, pengelolaan kawasan resapan, dan pelestarian ekosistem — yang ikut memperkuat citra merek.
Kesimpulan
Sustainability sumber mata air bukan sekadar tren pemasaran, melainkan fondasi masa depan bagi industri air mineral. Tanpa pengelolaan yang tepat, sumber mata air bisa cepat habis, kualitas menurun, dan reputasi rusak. Sebaliknya, dengan menerapkan pendekatan bertanggung-jawab — dari pengukuran ekstraksi, pemantauan kualitas, perlindungan resapan, efisiensi produksi, hingga inovasi kemasan & energi — perusahaan dapat menjamin ketersediaan air untuk generasi sekarang dan berikutnya.
Bagi industri air mineral di Indonesia, momentum untuk “go sustainable” sangat terbuka. Dengan meningkatkan kesadaran, menjalin kerjasama dengan komunitas dan pemerintah lokal, serta menjadikan keberlanjutan sebagai bagian inti strategi bisnis, maka industri ini tidak hanya akan bertahan — tapi juga berkembang dalam era konsumen yang lebih sadar lingkungan.
Sumber utama:
- Ferencz & Dawidek (2025). Sustainable Spring Water Extraction—A Remedy to Water Shortage? Sustainability, 17(13).
- WaterPlan. Water Risk: Beverage Industry Deep Dive.
- Natural Mineral Water Europe (NMWE). Biodiversity in Action – 2024-2029 Manifesto.
- BottlingIndia.com. Sustainability in Mineral Water Plants: Best Practices & Innovations.
- NewForestWater.co.uk. How the UK’s Natural Mineral Water Industry Supports The Environment.
- FlowHydration.com. Sustainability – Flow Mineral Spring Water USA.
