Program MBG, yang diluncurkan pada 6 Januari 2025, bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi gratis bagi anak-anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada keamanan pangan yang disediakan. Di sinilah HACCP berperan penting.
Namun ada kasus Kasus Keracunan di Program Makan Bergizi Gratis? Beberapa gejala keracunan makanan pada anak dapat bervariasi, tergantung pada jenis kuman yang menjadi penyebabnya. Salah satu jalan keluar adalah menerapkan HACCP untuk penyelenggaraan MBG
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) memiliki hubungan yang erat. HACCP adalah sistem keamanan pangan yang penting untuk memastikan makanan yang disediakan dalam MBG aman dan berkualitas, menghindari risiko kontaminasi dan keracunan. Penerapan HACCP yang baik dalam program MBG akan melindungi kesehatan penerima manfaat dan mendukung keberhasilan program secara keseluruhan
HACCP adalah sistem yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya yang mungkin timbul dalam proses produksi makanan, mulai dari bahan baku hingga produk akhir.
Dengan menerapkan HACCP, program MBG dapat:
- Mencegah Kontaminasi: Mengidentifikasi titik-titik kritis dalam proses produksi di mana kontaminasi (bakteri, virus, bahan kimia, benda asing) dapat terjadi, dan menerapkan langkah-langkah pengendalian yang efektif untuk mencegahnya.
- Menjamin Kualitas: Memastikan bahwa makanan yang diproduksi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, baik dari segi gizi maupun kebersihan.
- Meningkatkan Kepercayaan: Membangun kepercayaan masyarakat terhadap program MBG dengan menunjukkan komitmen terhadap keamanan pangan.
- Mendukung Pertumbuhan Ekonomi: Program MBG juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani dan produsen lokal, dan penerapan HACCP akan membantu memastikan produk mereka memenuhi standar keamanan yang diperlukan.
Tantangan dan Solusi
Meskipun HACCP sangat penting, penerapannya dalam program MBG juga menghadapi tantangan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Pemahaman dan Penerapan Standar: Tidak semua penyedia makanan, terutama UMKM, memiliki pemahaman yang cukup tentang standar HACCP.
- Keterbatasan Sumber Daya: Penerapan HACCP membutuhkan investasi dalam peralatan, pelatihan, dan pemantauan, yang mungkin menjadi kendala bagi beberapa penyedia makanan.
- Koordinasi: Memastikan koordinasi yang baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam program MBG, termasuk pemerintah, penyedia makanan, dan lembaga sertifikasi, juga merupakan tantangan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pemerintah perlu memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, panduan, dan insentif bagi penyedia makanan untuk menerapkan HACCP. Lembaga sertifikasi dapat berperan dalam memberikan verifikasi dan sertifikasi HACCP. Selain itu, teknologi modern seperti sensor IoT dan otomatisasi dapat digunakan untuk memantau parameter keamanan pangan secara real-time.
Dengan penerapan HACCP yang efektif, program MBG dapat menjadi contoh sukses dalam penyediaan makanan bergizi yang aman dan berkualitas, serta memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Untuk memahami lebih detil tentang HACCP, dapat mengikuti pelatihan di MK Academy, www.mkacademy.id , www.mktraining.co.id
Konsultan & Trainer
Multi Kompetensi Academy
Kontak 081395751279
