Training
Asal-Usul dan Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

Industri minyak dan gas (biasa disingkat “migas”) merupakan salah satu sektor strategis dalam perekonomian Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Industri minyak dan gas bumi di Indonesia mempunyai akar sejarah yang panjang dan menarik sebuah perjalanan yang bermula dari periode kolonial, bergulat melalui dinamika politik dan ekonomi, hingga membentuk landasan penting bagi perekonomian nasional. Memahami asal-usul serta perkembangan industri ini bukan hanya soal kronologi, tetapi juga memahami bagaimana lapangan migas ditemukan, bagaimana investasi asing dan nasional bergulir, hingga bagaimana struktur hukum dan institusi terbentuk.

1. Asal-Usul: Awal Eksplorasi dan Penemuan

Awal mula industri minyak dan gas bumi di Indonesia dapat ditelusuri ke masa kolonial. Beberapa titik penting:

  • Pada tahun 1871, pengeboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda di daerah Cirebon, Jawa Barat. 

  • Di Sumatera Utara, tepatnya dekat Pangkalan Brandan, ditemukan lapangan minyak pada tahun 1883 (Telaga Said) yang kemudian menjadi cikal bakal perkembangan industri migas di kawasan tersebut. 

  • Di Jawa Timur dan Madura terdapat produksi onshore yang cukup awal: misalnya lapangan Kuti di Jawa Timur mulai produksi tahun 1888.

  • Aktivitas eksplorasi ini dilakukan oleh perusahaan Belanda (dan pada masa tertentu Jepang), yang kemudian kemudian menjadi bagian dari sejarah industri migas nasional. 

Pada masa itu, motivasi eksplorasi migas terutama berkaitan dengan kebutuhan industri di Eropa dan kepentingan kolonial untuk mengakses sumber daya alam Indonesia.

2. Periode Nasionalisasi dan Pengaturan Negara

Setelah kemerdekaan Indonesia, negara mengambil alih kendali atas sumber daya migas dan mulai menata regulasi serta perusahaan nasional. Beberapa langkah penting:

  • Pada tahun 1957 berdiri PT PERMINA berdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 3177/M tanggal 15 Oktober 1957. 
  • Kemudian, melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 1971, maka PT Pertamina sebagai perusahaan milik negara menjadi tonggak utama pengelolaan minyak dan gas bumi.
  • Pada tahun 1960, pemerintah mengeluarkan PP Pengganti UU No. 44 yang membatasi hak konsesi perusahaan asing dan memperkuat peran negara.

Langkah ini mencerminkan keinginan untuk mengendalikan sumber daya strategis, mengatur eksplorasi dan eksploitasi, serta mengoptimalkan manfaat bagi pembangunan nasional.

3. Ekspansi dan Puncak Produksi

Setelah periode nasionalisasi, industri migas di Indonesia mengalamiperluasan aktivitas eksplorasi dan produksi. Beberapa catatan penting:

  • Pada kurun 1970-an, produksi minyak dan gas bumi Indonesia mencapai puncaknya. Sebuah studi menyebut produksi tahun 1974 mencapai lebih dari 500 juta barel.
  • Penemuan lapangan-lapangan baru dan pengembangan wilayah eksplorasi turut memperkuat struktur industri migas nasional. Sebagai contoh, aktivitas di Jawa Timur meliputi Blok Tuban dan lainnya. 
  • Industri migas juga memberikan efek berganda terhadap ekonomi regional. Misalnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, ladang minyak sejak abad ke 19 memicu perkembangan kota tersebut.

Dengan demikian, industri migas menjadi salah satu pilar devisa dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

4. Reformasi Regulasi dan Tantangan Struktur Industri

Seiring waktu, struktur industri migas mengalami reformasi regulasi untuk menghadapi tantangan-baru. Contoh utama:

  • Dikeluarkannya Undang‑Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang bertujuan meliberalisasi dan menata ulang sektor hilir migas. 
  • Pada 19 Januari 2017, ditandatangani kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) skema gross split pertama di Wilayah Kerja ONWJ, menjadi tonggak baru dalam tata kelola migas. 

Regulasi-baru ini muncul karena kebutuhan meningkatkan efisiensi, menarik investasi, dan menyesuaikan dengan dinamika industri global.

5. Peran Industri Migas dalam Ekonomi dan Pembangunan

Industri minyak dan gas bumi telah memainkan peran penting di berbagai aspek pembangunan nasional, antara lain:

  • Sebagai kontribusi terhadap pendapatan devisa negara dan pemasukan negara dari sektor migas. 
  • Memacu pembangunan infrastruktur, seperti kilang, fasilitas hulu dan hilir, serta menumbuhkan kluster industri di sekitarnya. 
  • Memberikan dampak terhadap pengembangan wilayah, penciptaan lapangan kerja, dan kemunculan kota-kota industri migas. Contoh Balikpapan sebagai kota migas. 

Dengan demikian, sektor ini bukan hanya soal ekstraksi, tetapi juga tentang pembentukan ekosistem industri dan pembangunan wilayah.

6. Tantangan dan Jalan Kedepan

Beberapa tantangan yang dihadapi industri migas Indonesia antara lain:

  • Penurunan produksi minyak di lapangan-lama dan meningkatnya biaya eksplorasi. (termasuk tantangan teknis dan ekonomi)
  • Kebutuhan pengaturan yang adaptif agar struktur industri tetap efisien dan kompetitif. Kementerian ESDM RI
  • Pengembangan teknologi eksplorasi baru dan pengelolaan lapangan marginal.

Meskipun banyak tantangan, industri ini tetap menjadi bagian penting dari strategi pengembangan nasional dan sektor energi.

Perjalanan industri minyak dan gas bumi di Indonesia dimulai dari aktivitas kolonial di abad ke 19, kemudian dilanjutkan dengan nasionalisasi dan regulasi negara pascakemerdekaan. Aktivitas eksplorasi dan produksi tumbuh signifikan terutama di periode 1970-an, kemudian diikuti oleh reformasi regulasi untuk menata struktur industri migas menjadi lebih modern. Industri ini telah memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional, namun juga menghadapi tantangan teknis, regulasi dan ekonomi yang memerlukan penanganan berkelanjutan.

Sumber

  • Setyabrata, Sudarmadji. Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi di Indonesia dan Lingkungannya. Lemigas Journal, Vol 18 No 1. 
  • PT Pertamina EP – “Sejarah”. 
  • “Sejarah Sumur Minyak di Blora yang Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda.” Detik.com. 
  • “2 Momen Bersejarah bagi Industri Hulu Migas Indonesia.” Kementerian ESDM RI. 
  • “Industri migas Balikpapan berikan efek berganda ekonomi nasional.” ANTARA News.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *